Kepada waku.
Jika esok atau lusa masih diberi kesempatan untuk kembali bersua.
Datanglah kepadaku.
Aku akan menceritakanmu kisah yang lucu.
Kisah tentang seekor burung hantu yang mencari jalan pulang.
Dia tersesat, hinggap dipohon yang tidak tetap.
Mati dalam rangkulan malam, tentu saja tanpa tangis kesedihan.
Mendekatlah kepadaku.
Aku akan menceritakanmu kisah yang lucu.
Kisah tentang pohon cemara yang jatuh cinta pada matahari.
Awan menertawakannya, burung gereja mengatakan dia gila.
Tapi tak apa, pohon cemara terlalu yakin matahari tersenyum pada rasa yang sama.
Mendekaplah kepadaku.
Aku akan menceritakanmu kisah yang lucu.
Kisah tentang pasir yang diam-diam membenci ombak.
Ombak terlalu mengintimidasi, pasir terlalu melayani.
Pasir ingin pergi, pasir ingin sendiri.
Menetaplah kepadaku.
Aku akan menceritakanmu kisah yang lucu.
Kisah tentang lamanya pencarian.
Kisah tentang jengahnya penantian.
Konon katanya yang mencari kelak nanti pasti akan menemukan.
Lalu katakan kepadaku. Apakah masih ada waktu untuk peretemuan ketiga?
Ahh. Rupanya hanya waktu yang bisa menjawabnya...
"Tebaran merah, dilemparkan matahari. Dia bercengkrama, diujung langit. Bayangan terpaku ditanah. Jiwaku tenggelam didasar rumput. Aku ingin melihatmu dalam gelap yang mulai datang. Aku ingin menyelamimu dalam risau yang sering datang. Aku ingin diam bersamamu, dalam rangkulan malam." (Payung Teduh - Diam)....
............
Pion_g