Aku lahir dari pecahan-pecahan gunung,
rasa panik,
kejaran maut,
dan awan panas yang tak bersahabat.
Sedang kau tumbuh bersama nyiur,
ombak-ombak kecil,
desahan renyah angin malam hari,
dan nyanyian pulau seribu.
Sejak awal, semesta sudah menulis takdir bahwa
aku di selatan dan akan terbang menjemputmu di utara
entah pada malam atau pagi hari milikmu.
Katakanlah itu adalah sok tahu paling lancang.
Tapi, apa kau benar tidak mau?
Aspal-aspal yang kulalui, pasir-pasir penuh kerikil,
tanjakan hingga turunan untuk menujumu.
Mereka adalah saksi cerita seribu janji tentangmu.
Angin yang membawa rona merah jambu dipipimu.
Katakanlah aku selalu terburu-buru mencintaimu.
Tapi, apa benar kau tidak perlu?
Didunia ini, orang bilang jatuh cinta bisa mengubah dosa jadi pahala.
Apa kau enggan memungut batu bara untuk dijadikan permata?
Ah, tapi aku tidak selegam itu, buk.
Tapi, mutiara dan permata, kau lebih suka mana?
Aku bisa jadi apa saja, asal diizinkan mencintaimu
_dan kau balas tentunya.
Memangnya siapa sih, orang bodoh didunia ini yang tidak mau dibalas cintanya?
bahkan ibuku saja ingin bahagia karena sudah mengeluarkan aku dari rahimnya.
Kau bagaimana?
Sudah berani membuatku jatuh cinta separah ini.
Tidak maukah sekalian membalasnya?
............
Pion_g